Sistem ekskresi manusia adalah pembahasan yang akan di jelaskan secara mendetail pada uraian dibawah ini, yang mana akan dijelaskan yakni pengertian ekskresi, bagaimana mengidentifikasi dan menjelaskan struktur, fungsi, serta proses sistem ekskresi pada manusia. Materi pelajaran biologi ini terdapat di dalam materi kelas XI tingkat SMA/SMK. Semoga pembahasan ini dapat memperluas ilmu anda mengenai sistem ekskresi serta menjadi bahan referensi tugas anda.
Definisi Sistem Ekskresi
Arti sistem ekskresi adalah pengeluaran atau pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Organ ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal.
Manusia memiliki sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak dibagian belakang rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau urine dari ginjal menuju kantong kemih (Vesica urinaria). Secara periodik, kantong kemih di kosongkan melalui saluran uretra yang bermuara dekat alat kelamin pada wanita atau alat kelamin pada pria.
Mengenal Sistem Ekskresi Pada Tubuh Manusia |
Ginjal
Ginjal disebut organ ekskresi karena mengeluarkan urine. Unit fungsional dari ginjal adalah nefron. Setiap ginjal terdiri dari 1.000.000 nefron yang sebagian besar terdapat di daerah korteks. Nefron terdiri atas tubulus renalis dan pembuluh-pembuluh darah. Bagian ujung tubulus renalis yang menerima filtrat dari darah membentuk cawan yang dinamakan kapsul Bowman.
Didalam kapsul Bowman terdapat kapiler-kapiler halus yang di sebut glomerulus. Dari kapsul Bowman, filtrat berjalan melalui bagian-bagian tubulus renalis, yaitu tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal bermuara pada tubulus pengumpul. Tubulus pengumpul kemudian mengalirkan filtrat yang disebut kini dengan urine, kedalam pelvis renalis.
Masing-masing nefron mendapat aliran darah dari erteriol aferen, cabang dari arteri ginjal yang kemudian membentuk kapiler-kapiler glomerulus. Glomerulus mengalirkan filtratnya melalui arteriol aferen yang kemudian membentuk jaring-jaring kapiler yang disebut kapiler peritubular. Kapiler peritubular akan membentuk venula yang akan bersatu dengan vena ginjal, yaitu pembuluh yang akan memasuki vena cava inferior.
a. Proses pembentukan urine
Tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dan garam-garam terlarut dalam bentuk urine Pengeluaran urine penting untuk menjaga keseimbangan cairan antar sel. Pada pembentukan urine terdapat 3 proses yang akan dijelaskan di bawah ini yaitu :
1. Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi terjadi pada glomerulus. Pada proses ini, tekanan darah memaksa air dan garam terlarut keluar dari kapiler gromelurus untuk memasuki kapsul Bowman. Dalam proses ini terjadi penyaringan darah.
Sel-sel darah, protein, dan zat terlarut dengan berat molekul besar tertinggal, sedangkan air dan zat terlarut dengan berat molekul kecil (glukosa, ion natrium, urea) akan di keluarkan dari kapiler. Hasil akhir dari proses ini adalah filtrat glomerulus atau urine primer yang akan mengalir kedalam bagian tubulus kontortus proksimal.
2. Reabsorpsi ( penyerapan kembali )
Reabsorpsi berlangsung pada bagian tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Dalam proses ini, air dan zat terlarut bergerak keluar dari nefron melalui dinding tubulus dengan proses difusi atau transpor aktif, kemudian memasuki kapiler yang terletak bersebelahan dengan nefron.
Sebagian besar air dan zat terlarut yang masih dapat di gunakan oleh tubuh diserap kembali. Urine primer yang telah mengalami reabsorpsi disebut urine sekunder. Didalam urine sekunder, zat-zat yang masih berguna sudah di temukan lagi.
3. Augmentasi ( penambahan )
Augmentasi terjadi sepanjang dinding tubulus, tetapi dengan arah berlawanan dengan reabsorpsi. Ion hidrogen, kalium, dan senyawa lain yang bergerak ke luar kapiler memasuki sel-sel dinding nefron dan di sekresikan oleh sel-sel ke dalam cairan yang terdapat di dalam nefron. Pada proses tersebut, senyawa-senyawa racun yang diserap usus di keluarkan dari dalam tubuh. Penisilin dan beberapa senyawa obat lain juga dikeluarkan dari tubuh melalui cara ini.
b. Pengaturan fungsi ginjal
Pembentukan urine diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin. Dalam hal ini, hormon yang berperan adalah hormon Antidiuretik ( ADH ). Apabila tubuh kekurangan cairan, maka hormon ADH akan di sekresikan dari kelenjar hipofisis atau pituitari menuju ginjal. Hormon ADH merangsang peningkatan penyerapan air di tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul.
Dengan demikian, urine yang dikeluarkan sedikit dan pekat. Sebaliknya, apabila tubuh terlalu banyak cairan, osmoreseptor akan menangkap tanda tersebut dan menghambat sekresi hormon ADH. Hal tersebut menyebabkan penyerapan air dikurangi sehingga urine yang dihasilkan akan lebih banyak dan encer.
c. Kegagalan fungsi ginjal
1. Nefritis
Bakteri dapat menyerang saluran kemih misalnya streptococcus yang dapat masuk melalui saluran pernapasan, kemudian terbawa oleh darah ke ginjal. Nefritis merupakan infeksi bakteri yang terjadi pada nefron. Uretritis adalah infeksi bakteri pada uretra. Infeksi yang terdapat pada kantong kemih disebut sistitis.
2. Albuminaria
Albuminaria terjadi karena kegagalan proses penyaringan protein oleh ginjal, sehingga urine masih mengandung protein.
3. Anuria
Anuria terjadi karena kerusakan di glomerulus sehingga ginjal tidak dapat melakukan proses filtrasi. Akibatnya, orang yang menderita anuria tidak dapat menghasilkan urine.
4. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus terjadi apabila seseorang kekurangan hormon insulin. Insulin mengubah glukosa menjadi glikogen, sehingga kekurangan hormon insulin dapat menghambat fungsi tersebut. Pada penderita Diabetes mellitus, urine nya masih mengandung glukosa karena kadar glukosa yang tinggi tidak dapat lagi diserap oleh ginjal.
Baca juga Pengertian, Ciri dan Faktor yang menyebabkan Diabetes Mellitus
5. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena kekurangan hormon ADH. Kekurangan hormon ADH dapat menyebabkan volume urine yang dihasilkan sangat banyak, sekitar 30x lebih banyak dari volume urine normal. Akibatnya, orang yang menderita Diabetes insipidus akan sering buang air kecil.
6. Batu ginjal
Batu ginjal terjadi karena adanya endapan kalsium atau penumpukan asam urat di pelvis renalis atau kantong kemih. Serpihan batu ginjal dapat keluar melalui saluran uretra, tetapi batu ginjal yang besar harus dikeluarkan melalui operasi. Batu ginjal di picu oleh kebiasaan yang salah, misalnya kurang minum atau sering menahan kencing.
Hati
Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh manusia. Terletak dibawah diafragma dan berwarna merah tua. Hati merupakan organ penting karena memiliki fungsi yang beragam, antara lain :
a. mengatur kadar gula (glukosa) didalam darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan, serta mengurai glikogen menjadi glukosa.
b. mengubah asam-asam amino yang berlebih menjadi urea dan asam urat yang akan dikeluarkan melalui ginjal.
c. mendetoksifikasi berbagai bahan kimia beracun dan berbahaya menjadi bahan yang tidak membahayakan. Hati merupakan salah satu organ pertahanan tubuh terhadap racun.
d. menghasilkan berbagai protein plasma (fibrinogen, protrombin, albumin dan globulin)
e. mengubah lemak menjadi molekul yang lebih sederhana untuk dapat segera dioksidasi menjadi tenaga jika di perlukan.
f. menyimpan vitamin A, D serta zat besi.
g. membentuk eritrosit pada masa embrio.
h. menghancurkan eritrosit tua.
i. menyekresi zat warna empedu serta menyintesis garam-garam empedu untuk disimpan di dalam kantong empedu.
Hati merupakan organ ekskresi karena mengeluarkan cairan empedu dan mendukung kerja ginjal. Hati berfungsi mengubah amonia yang bersifat racun bagi tubuh menjadi urea. Urea kemudian dialirkan melalui pembuluh darah menuju ginjal untuk di ekskresi. Hati menghasilkan empedu yang kemudian disimpan didalam kantong empedu. Zat warna empedu memberi warna kekuningan pada urine.
Paru-paru
Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air sebagai sisa metabolisme. Karbondioksida dan uap air sisa metabolisme dibawa oleh darah dan akan dikeluarkan secara difusi di alveolus.
Kulit
Kulit mengeluarkan keringat karena mempunyai kelenjar keringat (glandula sudorifera). Keringat mengandung air, garam dan sedikit larutan urea. Keringat kemudian dikeluarkan melalui pori-pori yang ada di permukaan kulit. Keringat yang dikeluarkan akan menyerap panas tubuh.
Apabila suhu tubuh meningkat, maka produksi keringat akan banyak pula untuk mempertahankan suhu tubuh. Sedangkan apabila suhu di lingkungan rendah sisa metabolisme akan dikeluarkan lebih banyak melalui ginjal. Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis), dan lapisan dalam (dermis).
Adapun lapisan epidermis terdiri atas :
a. Lapisan korneum atau lapisan zat tanduk yang selalu mengelupas
b. Lapisan granulosum yang mengandung lemak dan
c. Lapisan spinosum yang memberikan kekuatan serta kelenturan rambut.
Kemudian pada lapisan dermis terdapat dan terdiri dari :
a. Rambut akar
b. Kelenjar minyak
c. Kelenjar keringat
d. Pembuluh darah dan
e. Saraf.
Demikian pembahasan mengenai mengenal sistem ekskresi pada manusia.
Demikian pembahasan mengenai mengenal sistem ekskresi pada manusia.