Materi Sejarah tentang Biografi Pahlawan Nasional Indonesia Jendral Ahmad Yani
Halo teman-teman dan sahabat Materi Belajar (MB) dimana pun kalian berada. Pada artikel dibawah ini saya akan memberikan materi sejarah tentang biografi pahlawan nasional Indonesia yang bernama Jendral Ahmad Yani.
Jendral Ahmad Yani adalah seseorang yang salah satu dari para tokoh pejuang yang mempertahankan harkat dan martabat serta keutuhan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1948 sampai 1965. Semoga bagi kalian yang sedang membutuhkan artikel ini untuk sebagai syarat melengkapi tugas sekolah, tugas perkuliahan bahkan untuk tugas akhir atau skripsi agar dapat bermanfaat. Berikut ini adalah penjelasannya.
Jendral Ahmad Yani adalah seseorang yang salah satu dari para tokoh pejuang yang mempertahankan harkat dan martabat serta keutuhan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1948 sampai 1965. Semoga bagi kalian yang sedang membutuhkan artikel ini untuk sebagai syarat melengkapi tugas sekolah, tugas perkuliahan bahkan untuk tugas akhir atau skripsi agar dapat bermanfaat. Berikut ini adalah penjelasannya.
Jendral Ahmad Yani
Pahlawan Jendral Ahmad Yani lahir di Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922. Jendral Ahmad Yani harus meninggalkan sekolah Algemene Middelbare School (AMS) bagian B dikarenakan pemerintah Hindia Belanda mengadakan program wajib militer dan beliau diharuskan untuk mengikuti wajib militer tersebut. Kemudian Jenderal Ahmad Yani mengikuti sebuah pendidikan militer di Malang yang lebih tepatnya pada Dinas Topografi Militer, akan tetapi pendidikan pada Dinas Topografi Militer tersebut harus terputus pada era zaman pendudukan Jepang. Selanjutnya Jendral Ahmad Yani memulai kembali mengikuti pendidikan heiho tepat di Magelang serta juga tentara peta di kota Bogor dan disaat terjadinya peristiwa pemberontakan di Madiun yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1948,
Jendral Ahmad Yani juga ikut dalam memadamkan dan meredamkan aksi pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia. Disaat sedang berlangsungnya Agresi Militer Belanda I, tentara Belanda di Pingit berhasil ditahan laju pergerakannya oleh pasukan Jendral Ahmad Yani. Kemudian disaat era Agresi Militer Belanda ke II, Jendral Ahmad Yani naik jabatan dan diangkat sebagai Komandan Wehrkreise II untuk wilayah Kedu. Dan tepat saat terjadinya pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Tengah, Jendral Ahmad Yani kemudian membentuk sebuah pasukan khusus yang mempunyai nama yaitu Banteng Raiders dalam misi untuk memadamkan dan meredamkan aksi pemberontakan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Tengah tersebut.
Baca juga : Peristiwa Pemberontakan Oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh
Adapun perjalanan karier Jendral Ahmad Yani kian semakin meningkat dan akhirnya beliau pun ditarik dan diangkat sebagai seorang Staf Angkatan Darat serta beliau selanjutnya di sekolahkan ke Command and General Staff College di Amerika. Kemudian disaat setelah Jendral Ahmad Yani kembali ke tanah air dan telah menyelesaikan pendidikannya dari Amerika serikat pada tahun 1958, Jendral Ahmad Yani selanjutnya ditunjuk menjadi seorang komandan pada Komando Operasi 17 Agustus di Padang yang mempunyai tugas untuk menghentikan dan meredamkan aksi pemberontakan oleh Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta).
Alhasil Jendral Ahmad Yani akhirnya berhasil menduduki dan mengamankan kota Padang dan Bukit Tinggi dengan waktu yang cukup singkat. Atas kesuksesan dan keberhasilan Jendral Ahmad Yani dalam menduduki kota Padang dan Bukit Tinggi, membuat Beliau kembali mendapatkan kenaikan jabatan yakni Jendral Ahmad Yani menduduki Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) tepatnya pada tahun 1962. Pada tahun 1962 Partai Komunis Indonesia (PKI) mempunyai keinginan untuk membentuk sebuah angkatan kelima, yang mana anggota-anggota angkatan kelima tersebut terdiri dari para tani serta para buruh yang dipersenjatai, dan Jendral Ahmad Yani menolak keinginan Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut.
Dan pada saat Jenderal Ahmad Yani menjabat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat (AD), beliau dengan beberapa petinggi (perwira tinggi) Angkatan Darat (AD) yang lain menjadi korban penculikan dan pembunuhan yang di lakukan oleh Gerakan 30 September Atau Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Alhasil Jendral Ahmad Yani akhirnya berhasil menduduki dan mengamankan kota Padang dan Bukit Tinggi dengan waktu yang cukup singkat. Atas kesuksesan dan keberhasilan Jendral Ahmad Yani dalam menduduki kota Padang dan Bukit Tinggi, membuat Beliau kembali mendapatkan kenaikan jabatan yakni Jendral Ahmad Yani menduduki Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) tepatnya pada tahun 1962. Pada tahun 1962 Partai Komunis Indonesia (PKI) mempunyai keinginan untuk membentuk sebuah angkatan kelima, yang mana anggota-anggota angkatan kelima tersebut terdiri dari para tani serta para buruh yang dipersenjatai, dan Jendral Ahmad Yani menolak keinginan Partai Komunis Indonesia (PKI) tersebut.
Dan pada saat Jenderal Ahmad Yani menjabat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat (AD), beliau dengan beberapa petinggi (perwira tinggi) Angkatan Darat (AD) yang lain menjadi korban penculikan dan pembunuhan yang di lakukan oleh Gerakan 30 September Atau Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).
Baca ini Peristiwa Gerakan 30 September Atau Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)
Kemudian jasad Jendral Ahmad Yani di makamkan di Jakarta, tepatnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sehingga dengan demikian, Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan dan menganugerahi Jendral Ahmad Yani gelar sebagai Pahlawan Revolusi atas dasar dari Surat Keputusan (SK) oleh Presiden Nomor 111/KOTI/1965 pada tanggal 05 Oktober 1965. Itulah pembahasan mengenai Materi Sejarah tentang Biografi Pahlawan Nasional Indonesia Jendral Ahmad Yani yang dapat saya sampaikan.