Di dalam pembahasan ini akan di uraikan mengenai materi pelajaran sejarah Indonesia yakni Kabinet Ali Sastroamijoyo I (Pertama) Dan II (Kedua), yang mana akan juga di jelaskan mengenai apa saja program kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo serta apa yang menyebabkan kabinet Ali Sastroamijoyo 1 dan ke 2 tersebut runtuh / jatuh.
Semoga pembahasan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui Kabinet Ali Sastroamijoyo I (Pertama) Dan II (Kedua) didalam materi pelajaran sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta dapat menjadi web portal referensi tugas maupun makalah bagi para pelajar di seluruh tanah air Indonesia.
Kabinet Ali Sastroamijoyo I
Pada tanggal 31 Juli 1953, di bentuk dan didirikanlah kabinet Ali Sastroamijoyo I yang perdana menterinya di duduki oleh Ali Sastroamijoyo dari dari Partai Nasional Indonesia (PNI) serta wakil perdana menterinya adalah Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya (PIR). Adapun kabinet Ali Sastroamijoyo I memiliki program 4 (empat) pasal, yakni sebagai berikut ini :
#4 Program Kabinet Ali Sastroamijoyo I
1. Program pertama
Program yang ada didalam negeri seperti program meningkatkan kemakmuran serta keamanan, dan juga segera dilakukannya penyelenggaraan sistem pemilihan umum (Pemilu).
2. Program kedua
Program ini mencakup tentang akan pembebasan Irian Barat dengan segera.
3. Program ketiga
Program yang cakupannya berada diluar negeri seperti program penyelenggaraan atau pelaksanaan politik bebas aktif dan juga program peninjauan kembali ke persetujuan konferensi meja bundar (KMB).
4. Program keempat
Program ini mencakup tentang akan penyelesaian pertikaian politik dan sebagainya.
Prestasi yang diraih Kabinet Ali Sastroamijoyo I
Adapun prestasi yang telah diraih dan sangat menonjol yang nampak pada kabinet Ali Sastroamijoyo I ini adalah berhasilnya diselenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang terletak di kota Bandung, provinsi Jawa Barat tepat pada tanggal 18 sampai 24 April tahun 1952.
Runtuhnya kabinet Ali Sastroamijoyo I
Dan kemudian tepat pada tanggal 24 juli tahun 1955, Ali Sastroamijoyo selanjutnya sukses menyerahkan / memberikan mandatnya kepada Presiden dengan penyebab utamanya yakni permasalahan mengenai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) yang sebagai dari kelanjutan peristiwa 17 Oktober tahun 1952.
Peristiwa apa yang terjadi pada 17 Oktober 1952 ?
Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah peristiwa di mana Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KSAD) yang dijabat oleh A.H. Nasution dan tujuh panglima daerah meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) dibubarkan. Kemal Idris adalah salah satu dari ketujuh para panglima yang pernah mengarahkan moncong meriam ke arah Istana. Dalihnya adalah untuk melindungi Presiden Soekarno dari para demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
Kemudian setelah pemberian mandat kepada presiden, Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KSAD) Mayor Jenderal Bambang Sugeng melakukan pengajuan permohonan untuk berhenti dan kemudian di setujui oleh kabinet.
Adapun sebagai pengganti peran dari Mayor Jenderal Bambang Sugeng, menteri pertahanan (Menhan) kemudian menunjuk Panglima Tentara dan Teritorium II / Sriwijaya yakni Kolonel Bambang Utoyo. Kemudian proses diangkatnya pimpinan yang baru tersebut mendapatkan aksi penolakan dari para panglima Angkatan Darat (AD), hal ini dikarenakan proses pengangkatan pimpinan baru tersebut dianggap tidak menghiraukan akan norma-norma yang berlaku pada lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).
Dan setelah itu, selain permasalahan internal mengenai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), hal lain yang menjadi faktor pemicu keretakan jatuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo I yakni :
1. Keadaan ekonomi yang semakin memburuk.
2. Terdapat korupsi.
3. Terjadi inflasi (hal ini yang mengakibatkan tingkat kepercayaan rakyat terus menerus merosot).
4. Nahdatul Ulama (NU) memutuskan segera untuk menarik kembali para menteri-menterinya yang setelah itu diikuti oleh partai lainnya.
Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Pada kabinet Ali Sastroamijoyo II ini, Ali Sastroamijoyo adalah pemimpin / ketua kabinet yang berperan sebagai perdana menteri. Kabinet Ali Sastroamijoyo II ini adalah gabungan (koalisi) dari Partai Nasional Indonesia (PNI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan Nahdatul Ulama (NU). Kabinet Ali Sastroamijoyo II ini juga merupakan sebuah kabinet yang pertama setelah dilaksanakan kegiatan pemilihan umum (Pemilu) pada tahun 1955.
#4 Program Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Adapun program utama yang pokok dari kabinet Ali Sastroamijoyo II, yakni dapat di jelaskan sebagai berikut ini :
1. Program pertama, yakni pembatalan Konferensi Meja Budar (KMB).
2. Program kedua, yakni kembali bejuang agar dapat mengembalikan Irian Barat masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Program ketiga, yakni memulihkan kembali keamanan, ketertiban, keuangan, pembangunan ekonomi, pendidikan, perhubungan, industri, dan sektor pertanian.
4. Program keempat, yakni melaksanakan dan menjalankan keputusan dari Konferensi Asia Afrika (KAA).
Runtuhnya Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Dan kemudian tepat pada tanggal 14 Maret tahun 1957, Ali Sastroamijoyo kembali menyerahkan mandatnya kepada presiden yang dikarenakan pada tubuh kabinet Ali Sastroamijoyo II terdapat dan terjadinya perpecahan antara kubu Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan kubu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Kubu dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menginginkan agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya dan ditujukan kepada presiden sesuai dengan tuntutan dari daerah, akan tetapi Ali Sastroamijoyo mempunyai pendapat lain yakni berpendapat bahwa kabinet tidak diwajibkan mengembalikan mandatnya hanya dikarenakan tuntutan dari daerah.
Dan tepat pada bulan januari tahun 1957, Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) kemudian menarik seluruh menteri-menterinya dari kabinet Ali Sastroamijoyo II dan karena hal-hal tersebutlah yang membuat kabinet Ali Sastroamijoyo II menjadi sangat lemah. Sehingga hal tersebut yang menjadi faktor pemicu kabinet Ali Sastroamijoyo II runtuh. Demikian pembahasan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo I (Pertama) Dan II (Kedua).