Pengertian berpikir kritis menurut para ahli adalah pokok pembahasan yang akan dijelaskan pada materi pelajaran psikologi berikut ini. Didalam pembahasan mengenai definisi berpikir kritis ini, akan juga diuraikan ciri utama berpikir, konsep berfikir dalam arti sempit dan jenis/macam berpikir lengkap dengan daftar referensi pustakanya. Berikut penjelasannya.
Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir adalah daya yang paling utama dan ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Definisi berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Ciri-ciri yang terutama dari berpikir adalah adanya abstraksi.
Didalam hal ini abstraksi berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Konsep berpikir dalam arti yang sempit adalah meletakkan atau mencari hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi. Berpikir erat hubungannya dengan daya-daya jiwa yang lain seperti dengan tanggapan, ingatan, pengertian, dan perasaan (Ngalim Purwanto, 2010:43).
Menurut Paul Mussen dan Mark Rosenzweig (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2003:68) menyatakan bahwa berfikir yakni “The term ‘thinking’ refers to many kind of activities that involve the manipulation of concept and symbols, representation of objects and events”. Sehingga, berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Kegiatan berpikir dilakukan guna memahami realitas dalam rangka antara lain seperti :
a. Mengambil keputusan
b. Memecahkan persoalan
c. Menghasilkan sesuatu yang baru
Memahami realitas berarti menarik kesimpulan serta meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal.
Baca juga Berpikir Kritis Dan Bersikap Demokratis
Jenis dan macam berpikir
Secara garis besar terdapat dua jenis / macam berpikir yaitu antaralain sebagai berikut :
1. Berpikir Autistik
Berpikir autistik (melamun) atau dengan kata lain fantasi, menghayal dan wishful thinking adalah contoh dari autistik. Dengan terjadinya proses berpikir autistik, maka orang melarikan diri dari kenyataan serta melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
2. Berpikir Realistik
Berpikir realistik atau dengan kata lain disebut juga dengan nalar (reasoning) adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Floyd L. Runch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2003:69) menyebutkan bahwa terdapat tiga macam berpikir realistik yakni antara lain sebagai berikut :
1. Berpikir deduktif
Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan dimulai dari pernyataan umum kemudian ke hal-hal yang khusus. Pada ilmu logika disebut dengan silogisme.
2. Berpikir induktif
Berpikir induktif adalah pernyataan dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan secara umum. Sehingga berfikir induktif ini kebalikan dari berfikir deduktif.
3. Berpikir evaluatif
Berpikir evaluatif adalah proses berpikir kritis dengan menilai baik-buruknya serta tepat atau tidaknya sebuah ide atau gagasan. Pada berpikir evaluatif ini kita hanya menilai menurut kriteria tertentu dan tidak menambah atau mengurangi ide/gagasan tersebut .
Bobbi De Porter. dkk (2013:298) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Didalam berpikir kritis, kita berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai berpikir kritis, maka dapat diartikan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses aktif dan cara berpikir secara teratur serta secara sistematis guna memahami informasi yang secara mendalam, sehingga kemudian membentuk sebuah keyakinan tentang kebenaran dari informasi yang didapatkan atau pendapat-pendapat yang di sampaikan. Proses aktif menunjukkan bahwa keinginan dan atau motivasi guna menemukan jawaban serta mencapai pemahaman (Hendra Surya, 2013:159).
Setyowati, dkk (2011: 90-91) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih informasi dengan tujuan memperoleh pengetahuan melalui pengujian terhadap gejala-gejala menyimpang dan kebenaran ilmiah. Demikian pembahasan mengenai pengertian berfikir kritis menurut para ahli/pakar.
Daftar Pustaka
Ngalim, Purwanto. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaluddin, Rakhmat. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
DePorter, Bobbi. dkk. 2013. QUANTUM LEARNING: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Hendra, Surya. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Setyowati, dkk. 2011. Implementasi Pendekatan Konflik Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7 (2011), 89-96.